Aku hanyalah detak jantung yang masih berjalan |
Aku hanyalah detak jantung yang masih berjalan
Jauh lamunan menatap masa
menghitung waktu pada detik yang tak lama
arah memikul asa seperti orang yang buta
jika nanti tubuh telah renta...
Terduduk dalam ruang sisian rapuh
gemeretak tulang tak sekuat gagah yang pernah ditempuh
pujangga tua hanya sisa dari sebutan lembar halaman yang lusuh
Jika nanti angan tak lagi merangkai syair
dalam alunan kata yang menyentuh...
Sejenak kenangan berundur pada masa yang pernah disinggahi
ada tawa dan resah yang menyita debaran hati
menatap diri pada bayangan yang masih mengikuti
takkan melupa walau raga terus berlari...
Aku hanyalah debar yang masih berjalan
raga bernyawa yang menjalani hidup
pada putaran masa dan harapan
jika rentaku nanti tak lagi bisa memikul beban
mungkin jiwa kan menghilang dari tatapan...
Saat tubuh telah menua
seiring pikir yang menutup angan dan lamunan
Brakirlah semua kisah, cinta dan harapan..
menghitung waktu pada detik yang tak lama
arah memikul asa seperti orang yang buta
jika nanti tubuh telah renta...
Terduduk dalam ruang sisian rapuh
gemeretak tulang tak sekuat gagah yang pernah ditempuh
pujangga tua hanya sisa dari sebutan lembar halaman yang lusuh
Jika nanti angan tak lagi merangkai syair
dalam alunan kata yang menyentuh...
Sejenak kenangan berundur pada masa yang pernah disinggahi
ada tawa dan resah yang menyita debaran hati
menatap diri pada bayangan yang masih mengikuti
takkan melupa walau raga terus berlari...
Aku hanyalah debar yang masih berjalan
raga bernyawa yang menjalani hidup
pada putaran masa dan harapan
jika rentaku nanti tak lagi bisa memikul beban
mungkin jiwa kan menghilang dari tatapan...
Saat tubuh telah menua
seiring pikir yang menutup angan dan lamunan
Brakirlah semua kisah, cinta dan harapan..
Copyright @ 2013 Rio Permana
0 Komentar untuk "Aku hanyalah detak jantung yang masih berjalan"