Berbicara tentang blogger memang tak mengenal ujung pangkal. Ada saja hal yang menarik untuk di jadikan bahas sebuah tulisan atau diskusi. Blog dan blogger tahun 2009 terakhir khususnya di Indonesia mencapai angka yang cukup mencengangkan, sekitar 1,2 Juta blogger. Wow sebuah angka yang fantastik untuk menggambarkan sebuah proses pemanfaatan sebuah media.
Namun begitu nafas kebebasan ini bisa di pakai untuk apa saja, dari hal yang negatif tentu saja tidak boleh tutup mata kita untuk ini, sampai kepada hal-hal yang mendasar dan menjadi sebuah gerakan perang. Bukan perang frontal akan tetapi perang melalui pena.
Seperti yang terjadi di Rusia, media blogger telah menjadi sebuah bentuk perlawanan terhadap Koruptor. Hal ini di awali oleh segalintir media yang telah menjadi milik segelintir kelompok yang pada imbasnya adalah pengalihan isu negara, terutama yang berhubungan dengan korupsi di alihkan kearah lain, untuk menimbulkan proses "lupa" kepada masyarakat. Hal ini memang tidak aneh di Indonesia juga di berlakukan sistem seperti ini.
Nah dari situlah di Moskow, timbul sekelompok orang yang menyebut dirinya blogger, dan beraksi dengan senjata keybord dan layar monitor. Hadir ke depan untuk melawan para "birokrat nakal" tersebut.
Blog mereka menggambarkan kemarahan mereka tehadap pemerintahan Perdana Menteri Vladimir Putin. Salah satunya adalah membongkar tender pemerintah yang mencurigakan. Demikian seorang blogger bernama Alexander Malyutin menulis dalam blognya tentang kemewahan dari kementrian dalam negeri, pada Agustus kemarin berencana membeli mebel seharga USD800 ribu yang di lapisi emas tipis 24 karat.
Hal ini lah yang menyebabkan para wartawan bersekutu melawan korupsi, atau dengan kata lain mungkin inilah sebuah bentuk perlawanan baru. Hal ini bisa di tiru juga di negeri kita Indonesia. Dengan cara ini maka bentuk demo turun ke jalan yang terkadang berakhir dengan air mata bisa di kurangi.
Saat-nya maju, perjuangan baru.. perjuangan perang pena. salam untuk para blogger Indonesia.
Namun begitu nafas kebebasan ini bisa di pakai untuk apa saja, dari hal yang negatif tentu saja tidak boleh tutup mata kita untuk ini, sampai kepada hal-hal yang mendasar dan menjadi sebuah gerakan perang. Bukan perang frontal akan tetapi perang melalui pena.
Seperti yang terjadi di Rusia, media blogger telah menjadi sebuah bentuk perlawanan terhadap Koruptor. Hal ini di awali oleh segalintir media yang telah menjadi milik segelintir kelompok yang pada imbasnya adalah pengalihan isu negara, terutama yang berhubungan dengan korupsi di alihkan kearah lain, untuk menimbulkan proses "lupa" kepada masyarakat. Hal ini memang tidak aneh di Indonesia juga di berlakukan sistem seperti ini.
Nah dari situlah di Moskow, timbul sekelompok orang yang menyebut dirinya blogger, dan beraksi dengan senjata keybord dan layar monitor. Hadir ke depan untuk melawan para "birokrat nakal" tersebut.
Blog mereka menggambarkan kemarahan mereka tehadap pemerintahan Perdana Menteri Vladimir Putin. Salah satunya adalah membongkar tender pemerintah yang mencurigakan. Demikian seorang blogger bernama Alexander Malyutin menulis dalam blognya tentang kemewahan dari kementrian dalam negeri, pada Agustus kemarin berencana membeli mebel seharga USD800 ribu yang di lapisi emas tipis 24 karat.
Hal ini lah yang menyebabkan para wartawan bersekutu melawan korupsi, atau dengan kata lain mungkin inilah sebuah bentuk perlawanan baru. Hal ini bisa di tiru juga di negeri kita Indonesia. Dengan cara ini maka bentuk demo turun ke jalan yang terkadang berakhir dengan air mata bisa di kurangi.
Saat-nya maju, perjuangan baru.. perjuangan perang pena. salam untuk para blogger Indonesia.
0 Komentar untuk "Blogger Versus Koruptor dalam Perang Pena"