Ni'matnya Belajar Di Madinah

Rangkaian dari cerita sebelumnya
Setelah sebulan menumpang di rumah teman, akhirnya kami bisa menempati rumah sendiri (berupa syuqqoh/flat), masih di apartemaen yang sama dengan teman saya itu. Dilingkungan yang biasa disebut orang hayyu qiblatain. Karena dilingkungan ini terdapat mesjid yang bernama Qiblatain, asal mula namanya karena menurut sejarah di masjid inilah pergantian qiblat itu terjadi, dari yang semula berqiblat kearah baitul maqdis di Palestin setelah turun wahyu Allah dirubah ke baitullah ka'bah di Makkah Al Mukarramah.
Sakan (tempat tinggal) ini serupa 'imaroh (apartemen) adalah satu diantara sekian banyak sakan jami'ah yang disediakan untuk mahasiswa, baik yang sudah berkeluarga atau belum. Dan ini adalah 'imaroh waqaf seorang dermawan saudi.

Flat yang kami tempati terdiri dari dua kamar yang kemudian menjadi kamar tidur dan ruang tamu, ada dapur, dan kamar mandi yang luas.

Disetiap ruangan ada AC berdampingan dengan jendela. Lantai setiap ruangan selurunya terhampar karpet hijau kotak kotak yang dihiasi bintik bintik putih pada tiap sudut kotaknya. Penerangan dalam ruangan dengan empat sampai lima lampu neon. Dindingnya bercat putih bersih.

Di dapur terdapat lemari makan putih gading bersusun dua, masing masing tingkatnya memiliki tiga pintu, dan sebuah westafel untuk mencuci piring.

Kamar mandinya luas, terdapat sebuah westafel dengan cermin gantung, closet duduk, shower dan bak mandi yang semuanya berwarna putih. Sedang lantainya dari keramik yang warnanya coklat muda dipadu dengan kuning.

Beberapa hari setelah menempati syuqqoh, kami dapat bantuan dari mustawda khairiyah berupa ranjang, lemari, dan satu set sofa. Oya, mustawda khaeriyyah ini tempat menyalurkan waqaf penduduk madinah. Apakah barang yang diwaqafkan itu baru ataupun bekas namun masih layak pakai. Kita bisa mengajukan permohonan untuk mendapatkan apa saja perabotan kelengkapan rumah tangga yang kita butuhkan, tentu tergantung ketersediaan juga.

Ini fasilitas yang kami dapatkan, sedang suami mahasiswa s1. Untuk mahasiswa tingkat majister s2 dan S3, akan mendapatkan fasilitas yang lebih lagi, rumah dengan tiga atau empat sampai lima kamar, tergantung juga jumlah keluarga.

Setiap bulannya ada bantuan sembako, beras 5 kilo, tepung 12 kilo, maqaroni sekarung plastik, minyak sebotol 2 liter, gula 5 kilo, susu bubuk sekaleng besar, teh sekotak, garam, pasta tomat, dan buah buahan kaleng.

Pada moment-moment khusus, seperti ramadhan, idul fitri atau adhaa banyak dermawan yang menyalurkan bantuan, berupa uang, sembako, daging, ayam, bahkan selimut pada musim dingin. Dan saat itu bantuannya berkali lipat banyaknya, masing masing sembako dapatnya sekarton, susu sekarton, minyak sekarton de el el deh, sampai ayam sekarton dan kambing seekor disaat idul qurban.

Kalau kata pepatah: banyak anak banyak rezeki maka di Madinah ini kita bisa melihat wujudnya, lebih banyak bantuan (uang) yang diperoleh orang yang memiliki keluarga besar.
Setiap bulannya ada muqafaah (tunjangan) 824 real saudi, setiap tahunnya ada badal buku (pengganti beli buku) 800 real saudi, setiap liburan tahunan ada tiket pulang dan kembali Madinah Negeri kampung halaman. Dan hal yang terindah. . . .selaksa keutamaan dari kota Madinah.
Apa lagi yang kurang?????

Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Ayat yang berulang ulang dalam QS Ar Rahman (Yang Maha Pemurah).
Share:

0 comments:

Posting Komentar